Senin, 25 Februari 2019

Cerita Dongeng Hewan Nenek Tupai Yang Sakit

Di sebuah hutan, tinggallah Nenek Tupai yang sangat di sayangi oleh seluruh penghuni hutan. nenek Tupai tersebut sangat bak hati. Namun, ia hidup seorang diri dirumah yang sangat kecil. Anak-anaknya pergi ke hutan lain dan tidak pernah kembali. Untuk mengisi waktunya, Nenek Tupai berkebun tepat dibelakang rumahnya. Ia pun selalu membagikan hasil kebunnya kepada anak-anak dan binatang lainnya. Ia juga sangat pintar mendongeng.
Cerita Dengan Hewan Nenek Tupai Yang Sakit
Cerita Dengan Hewan Nenek Tupai Yang Sakit
Setiap sore, semua binatang datang kerumahnya untuk mendengarkan dongeng. Namun, pada suatu sore. Nenek Tupai sakit dan tidak dapat mendongeng karena batuk. Sungguh sangat kasihan. Beberapa binatang pun berkumpul dihalaman seperti, Kancil, Kuda Nil, Gajah, Jerapah, dan Landak.
‘’ Nenek Tupai pasti sangat kelelahan karena setiap hari ia bekerja dan mendongeng.’’ Ujar Gajah.
Semua binatang pun mengangguk setuju.
‘’ Bagaimana jika kita merawat Nenek Tupai?’’ tambah Jerapah.
‘’ Namun, siapa yang akan menggantikan Nenek Tupai mendongeng dan bekerja dikebun?’’  ujar Landak.
‘’ Adik-adik kita pasti ingin sekali mendengar dongeng Nenel Tupai setiap hari?’’ Tanya Jerapah.
‘’ Begini saja teman-teman, kita semua sudah cukup dewasa. Ayo kita bergantian untuk merawat Nenek Tupai. sebagian, mendongeng dan bekerja dikebun. Dari kecil kita semua sudah mendengarkan Nenek Tupai mendongeng. Kita semua pasti bias.’’ Usul Kancil
Akhirnya, binatang-binatang yang lain pun setuju dengan usulan sang Kancil. Keesokkan harinya, mereka pun bergantian untuk merawat Nenek Tupai. Jerapah bertugas merawat Nenek Tupai, Kancil dan Kuda Nil bertugas mendongeng, Gajah dan Kuda Nil bertugas untuk menyirami kebun. Sang Nenek Tupai sangat senang dengan bantuan dari binatang-binatang tersebut. tidak lama kemudian, Nenek Tupai pun sembuh dan kembali lagi dengan rutinitasnya sehari-hari. Semua binatang pun sangat senang
Nenek Tupa selalu berbuat baik dan mendapatkan balasannya ketia ia mendapatkan kesusahan, banyak sekali binatang yang mau menolongnya.

Sejarah Candi Borobudur dan Asal Usul Berdirinya Borobudur



Sejarah candi Borobudur lengkap – Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di kota Magelang, provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Karena kemegahan dan keagungannya, candi yang dibangun pada abad ke-8 ini sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage).

Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Sejarah berdirinya Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8.
Asal usul candi Borobudur pun masih diliputi misteri, mengenai siapa pendiri candi Borobudur dan apa tujuan awalnya membangun candi ini. Banyak cerita dan kisah candi Borobudur beredar yang kini dikenal sebagai dongeng rakyat setempat.

Letak Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di kota Magelang, provinsi Jawa Tengah. Alamat Candi Borobudur lengkapnya ada di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Candi Borobudur berada sekitar 100 km dari Semarang, 86 km dari Surakarta dan 40 km dari DI Yogyakarta.
sejarah candi borobudur lengkap

Sejarah Candi Borobudur

Bagaimana sejarah Borobudur di awal pembangunan? Bagaimana sejarah berdirinya candi Borobudur dari dulu sampai sekarang? Kali ini akan dibahas mengenai sejarah candi Borobudur singkat dari awal mula berdiri, penemuan kembali dan proses pemugaran candi.

Asal Usul Candi Borobudur

Terdapat sejarah panjang dalam berdirinya candi Borobudur. Sampai saat ini tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapa yang membangun Borobudur dan apa tujuan membangun candi ini. Diperkirakan candi Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi.
Perkiraan waktu pembangunan candi didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang umumnya digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Candi borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai 830 Masehi.
Proses pembangunan candi Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75  sampai 100 tahun lebih. Candi Borobudur baru benar-benar rampung 100% pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825 Masehi.

Pendiri Candi Borobudur

Siapa yang membangun candi Borobudur? Sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang membangun candi Borobudur. Yang jelas candi Borobudur dibangun saat kejayaan dinasti Syailendra. Selain itu juga sempat ada ketidakjelasan candi Borobudur peninggalan agama apa, apakah agama Buddha atau Hindu.
Diketahui bahwa warga dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat. Namun berdasarkan temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa awalnya mereka mungkin beragama Hindu Siwa. Di era itu memang banyak dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di dataran Kedu. Ada juga candi suci Shiwalingga di dekat kawasan Borobudur yang merupakan candi Hindu.
Meski begitu umumnya disepakati candi Borobudur peninggalan kerajaan Buddha. Candi Borobudur sendiri dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun Borobudur rampung lebih dahulu sekitar tahun 825 M.

Proses Pembangunan Candi Borobudur

Awal mula candi Borobudur adalah berupa rancangan stupa tunggal yang sangat besar memahkotai puncaknya. Karena stupa yang terlalu besar dan berat dianggap bisa membahayakan, maka kemudian stupa tersebut dibongkar dan diganti menjadi tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang
Berikut adalah perkiraan tahapan pembangunan Borobudur:
Tahap pertama
Tahap pertama pembangunan candi Borobudur dilakukan dengan meletakkan fondai dasar candi. Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti dan diperkirakan dimulai pada tahun 750 Masehi. Borobudur dibangun di atas bukit alami, bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar diperluas. Borobudur terbuat dari batu andesit, tapi tidak seluruhnya.
Bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Awalnya Borobudur dibangun dengan tingkatan bersusun seperti rancangan piramida. Namun susunan tersebut diubah dan sebagai gantinya dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida yang diubah.
Tahap kedua
Pada tahap kedua pembangunan tidak banyak proses pembangunan dilakukan. Yang ada hanya dilakukan penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar. Di atasnya langsung dibangun sebuah stupa tunggal yang sangat besar.
Tahap ketiga
Pada tahap ketiga pembangunan terjadi perubahan rancangan bangunan. Undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak ini dengan satu stupa induk yang besar berada di bagian tengahnya.
Fondasi candi juga agak diperlebar dan kemudian dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli sekaligus menutup relief Karmawibhangga. Perubahan stupa besar dikarenakan stupa tersebut terlalu besar dan berat sehingga diganti tiga stupa kecil dan satu stupa induk.
Tahap keempat
Pada tahap keempat atau tahap terakhir pembangunan dilakukan sedikit perubahan kecil dan finishing. Perubahan kecil yang meliputi penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta pelebaran ujung kaki.
Setelah perubahan kecil selesai, maka candi Borobudur pun selesai dibangun. Pada akhirnya Candi Borobudur diperkirakan rampung secara total pada sekitar tahun 850 Masehi.

Penemuan Candi Borobudur

Sejarah candi Borobudur berikutnya memasuki tahap penemuan kembali. Perlu diketahui bahwa candi Borobudur sempat tersembunyi dan telantar selama berabad-abad. Borobudur terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga Borobudur saat itu benar-benar menyerupai bukit.
Tidak diketahui kenapa Borobudur ditinggalkan dan dibiarkan tidak terawat. Diperkirakan antara tahun 928 sampai 1006 Masehi ketika Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur karena adanya letusan gunung berapi menjadi faktor kenapa Borobudur ditinggalkan, meski hal ini juga belum pasti.
Masuknya kerajaan Islam di abad ke 15 juga membuat Borobudur kian dilupakan. Meski ada cerita dan legenda candi Borobudur yang beredar mengenai kejayaan candi ini di masa lampau.
Baru pada tahun 1814 Masehi, candi Borobudur kembali ditemukan lagi. Saat itu pulau Jawa ada di bawah pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles selaku gubernur jenderal. Raffles memiliki ketertarikan pada sejarah dan kebudayaan Jawa.
Saat melakukan inspeksi ke Semarang, Raffles mendengar kabar adanya monumen besar yang letaknya tersembunyi di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian mengutus H. C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini.
Dalam 2 bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Ia melaporkan temuan ini dan memberi sketsa candi Borobudur pada Raffles. Raffles pun dianggap berjasa atas penemuan kembali Candi Borobudur dan mulai menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.
Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi telah tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F. C. Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik untuk mempelajari monumen ini.
Setelah itu terus dilakukan penelitian terkait candi Borobudur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Borobudur pun kian terkenal hingga mengundang kolektor candi untuk berkunjung. Borobudur juga sempat menjadi target pencuri artefak candi untuk kemudian dijual mahal.
Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di monumen. Namun seorang arkeolog bernama Groenveldt yang ditunjuk pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan kemudian menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan.

Pemugaran Candi Borobudur

Sejarah berdirinya Candi Borobudur berlanjut dengan proses pemugaran. Pada tahun 1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen ini. Dibentuklah komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen ini yang terdiri dari seorang sejarawan seni bernama Brandes, seorang insinyur dan tentara Belanda bernama Theodoor van Erp dan insinyur ahli konstruksi bangunan Departemen Pekerjaan Umum bernama Van de Kamer.
Pemugaran candi dilakukan dengan memperhatikan banyak hal. Hal-hal yang dilakukan antara lain adalah perbaikan sistem drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu yang membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama.
Hal lain yang harus ditambahkan adalah pembuatan pagar halaman candi dan pembersihan kawasan. Proses pemugaran candi Borobudur dilakukan pada kurun 1907 sampai 1911 Masehi. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah pun beberapa kali melakukan pemugaran meski berskala kecil.
Pada akhir 1960an, pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh candi dalam suatu proyek besar yang dimulai sejak tahun 1975 sampai tahun 1982.
Setelah renovasi, tepatnya pada tahun 1991, UNESCO kemudian memasukkan Candi Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia dan masuk dalam kriteria Budaya.
Nah itulah penjelasan mengenai sejarah singkat candi Borobudur dan asal usul candi Borobudur secara lengkap. Saat ini wisata candi Borobudur menjadi salah satu tempat wisata paling banyak dikunjungi di Indonesia. Candi Borobudur mampu menarik turis lokal dan asing selaku salah satu warisan budaya dunia yang terkenak. Sekian referensi sejarah candi Borobudur kali ini.

Minggu, 24 Februari 2019


Kota juwana identik dengan TUGU JUWANA  dan asal mulanya  

Sejarah Kepulauan Indonesia umumnya dan Tanah Jawa khususnya, ditemukan dari beberapa sumber yang agak berlainan satu dengan yang lain.Menurut keterangan yang didapat dalam Kitab Djojobojo, sebagian Tanah Jawa tadinya adalah sebuah pulau kosong yang angker dan sangar, dimana sama sekali belum ada penduduk manusianya.
Sementara menurut sejarah yang berdasarkan atas pendidikan, bahwa antara 2000 tahun yang telah lampau dipulau ini sudah ada penduduk aslinya, hanya pikiran mereka belum terbuka, hingga masih merupakan orang purba yang belum mengerti tata susila, belum mengerti caranya membuat rumah dan belum mempunyai tempat tinggal yang tetap. Mereka masih menggunakan batu yang dipertajam guna senjata untuk memburu maupun untuk berkelahi.Hidupnya adalah sangat sederhana dan selalu pindah kesana-kemari, hingga agak mirip dengan hidupnya burung atau yang didalam Kitab Djojobojo dikatakan Zman Kukilo.Lain sumber juga mengatakan, bahwa pada zaman Chun Ch’lu, antara 500 – 600 tahun sebelum Christus, Tiongkok berada didalam keadaan yang luar biasa kacaunya. Mulai dari Ping Wang tahun ke 49 sehingga Chin Wang tahun ke 39, yang sama sekali meminta tempo 242 tahun. Api peperangan yang mendasyat senantiasa menimpa Tionkok hingga rakyatnya merasa hidup dalam terror.
Oleh karena itu beberapa kelompok orang-orang disana berduyun-duyun menuju ke Tjempa. Ditempat inipun mereka merasa tidak aman karena gangguan terrorisme dari “The Reign of Terror” dilain pihak, maka mereka berduyun-duyung bersama menaiki perahu Djong untuk menuju keselatan dengan pikiran nekat dan kepercayaan mantap bahwa akhirnya mesti mendapat tempat guna berlindung. Demikianlah akhirnya diantara ribuah perahu Djong tadi sebagian ada yang mendarat di Philipina, sebagian ada yang mendarat di Borneo, Malay Peninsula, Sumatera dan sebagian pula ada yang mendarat di Pulau Jawa dan Pulau Bali.Di tempat-tempat tersebut, mereka segera tercocok tanam dan beternak, akan tetapi lambat lain pakaian mereka telah habis rusak, hingga terpaksa cara berpakaian mereka seperti pada waktu zaman purba di Tiongkok, sehingga setelah ditemukan kapas dan randu kapok di hutan-hutan yang mereka jadikan benang, barulah mereka dapat membuat alat tenun yang primitive sekali guna menenun dengan cara amat sederhana.Menurut sumber itu, diterangkan juga bahwa asal-usul penduduk Tanah Jawa memang sebagian dari Hindu dan sebagian pula dari Tiongkok.
Untuk membuktikan kebenarannya, kita dapat membedakan antara penduduk asli dikepulauan Indonesia umumnya terdiri dari sua type yaitu disatu fihak typenya Hindustania, kulitnya agak hitam jengat / sawo matang dengan matanya tidak sipit; tetapi dilain tempat tidak sedikit yang berkulit kuning langsat, matanya agak sipit, banyak mirip atau malah 100% seperti orang Tionghoa, hingga dalam masyrakat tidak jarang terjadi diantara orang Indonesia sendiri menyangka bahwa orang yang berhadapan dengan dirinya itu dikira orang Tionghoa. Hanya model pakaianya atau gigi pangur saja yang digunakan sebagai tanda guna membedakannya.Pada zaman itu Tanah Jawa diselumbungi udara Animisme begitu rupa.
Banyak orang suka memuja apa yang dipandangnya suci, suka sekali perihatin untuk menjalani ilmu-ilmu gaib dan kuat bertapa yang mempunyai pengaruh begitu mujizad.Misalnya walaupun justru udara bersih, matahari bersinar terang gelang-gemilang di atas angkasa yang biru, tetapi tiba-tiba datang seorang yang telah dipuncak pertapaannya, setelah berdiri dibawahnya sinar matahari sambil mencakupkan kedua tangannya dan berdoa sambil kedua matanya dimeramkan dan mendongkakan kepalanya, maka tidak lama kemudian awan mendung sekoyong-koyong bergulung-gulung begitu tebal dan sebentar pula hujan turun dibarengi suara angin menderu dan suara petir menyambar-nyambar kian kemari, hingga seolah-olah dunia sedang kiamat.
Demikianlah apa yang dikejar orang dalam jaman itu adalah “kedikjayaan”, sedang hal kemajuan lahir atau kekayaan lahir sama sekali tidak dimengerti. Masa itu Tanah Jawa merupakan suatu pulau yang amat kaya raya dengan kekayaan alam, yang sangat menarik perhatiannya perantau-perantau bansa Hindu, hingga kemudian berduyun-duyun datang kemari untuk berdagang dan untuk Bantu membuka pikiran rakyat yang masih diliputi oleh alam gelap, dan memimpin mereka untuk bercocok tanam, pertanian dan peternakan, sampai pula pada pemerintahan.Oleh karenanya maka pengaruhnya kesopanan dan kebudayaan Hndu di Indonesia umumnya dan Tanah Jawa khususnya dapat disejajarkan denan pengaruh kesopanan dan kebudayaan dari bangsa Romeinen diseluruh Europe.Antara rombongan bansa Hindu yang datang kemari, terdapat juga keturunan dari Warman Dynasty, yang selanjutnya diangkat menjadi Raja Hndu di Pulau Jawa yang pertama-tama, dengan memakai nama Kerajaan Tarumanegara, sedangkan Raja tersebut bergelar Purna Warman.Selain di Pulau Jawa, daerah lainpun seperti Kutai, Sukadana, Palembang dan lain-lain bagian dari kepulauan Indonesia mereka mengangkat juga raja-raja yang diangkat bangsa Hindu turunan dari Warman guna memerintah daerah-daerah yang dikunjungi.Waktu itu agama Hindu yang berkembang pertama kali adalah Brahmanisme, dimana tingkat derajat profesi manusia terbagi menjadi empat golongan.
Golongan pertama adalah Brahmana, ialah terdiri dari kaum Pendeta yang dipandang sebagai kaum cardinal.Golongan kedua adalah Satriya, ialah terdiri dari kaum Bangsawan.Golongan ketiga adalah Wasea, ialah terdiri dari kaum dagang, petani, tukang dan pekerjaan yang agak tinggi.Golongan keempat adalah Sudra, ialah tediri dari kaum buruh rendah dan kaum budak.Jadi pada saat itu sudah terjadi system pendidikan yang professional untuk masing-masing profesi yang dibagi menjadi empat golongan profesi dalam masyarakat. Sama halnya dengan jurusan professional dalam pendidikan moderen sekarang ini.Tapi system golongan professional ini tidak berjalan mulus karena golongan Sudra sering mendapat perlakuan tidak adil, yang begitu nyata membedakan tingkatan dan kaum.Lantaran adanya penyelewengan pelaksanaan system golongan professional ini maka tidak heran Agama Buddha dapat disambut dengan hangat sekali dari penduduk di Pulau Jawa, hingga bergantinya Agama Brahmanism ke Agama Buddha yang terjadi dengan sangat damai.
Pada Masehi tahun 414, Fahian, perantau bansa Tionghoa yang termasyur, telah tiba di pulau ini bersama empat orang kawannya. Mereka selain menjadi orang-orang Tionghoa pertama menginjakkan kakinya di sini dan terus menurunkan keturunannya sehingga merupakan sebagian golongan Tionghoa peranakan yang sebagai bangsa Asing, kecuali bangsa Hindu yang pertama kali datang di pulau ini.Menurut diary (catatan harian) dari Fahian, bahwa asal usulnya nama Pulau Jawa itu disatu fihak ada yang mengatakan berasal dari syairnya Ramayana, seorang Hindu (pendekar penyair) dalam bahasa Sanscrit yang telah hidup antara 300 tahun sebelum Christus, dimana antaralain dalam sjair itu telah menguraikan “Jawadwipa”, yang artinya : Jawa = Pahala, dan Dwipa = Pulau, sehingga “Jawa Dwipa” yang telah menjadi namanya pulau ini adalah membawa arti “Pulau dari Pahala” atau “Pulau Jasa”.Sementara menurut fihak lain ada dikatakan, bahwa waktu pertama kali bansa Hindu datang kemari telah melihat tetanaman Juwawut, semacam bahan makanan, juga dijual dipasar untuk bahan makanan burung perkutut piaraan, yang bumbuh begitu subur dan gemuk sekali dipulau ini, sehingga pulau ini dinamakan Juwawut dan penduduknya dinamakan Juwana.Kemudian oleh rombongan Tionghoa tadi, karena kata-kata Juwana mengandung suara huruf “Ju” = “Kasar” atau “Rendah kwalitasnya”, bahkan karena suara itu ditekan agak keras menjadi suara “Jao” = “Bau Busuk” atau “Orang yang rusak moralnya”, maka untuk menandai pelayaran Confucius tentang Tjiang Sim Pi atau teposeliro, orang Tionghoa merubah kata “Juwana” menjadi “Wana” yang bukan saja menjadi kata lebih singkat, tetapi artinya lebih baik bagi orang Tionghoa umumnya dan golongan lain-lain yang mengerti huruf dan bahasa Tionghoa.Sebutan “Wana” terhadap penduduk Pulau Jawa khususnya dan kepulauan Indonesia umumnya memiliki arti : Tanah yang subur; tetumbuhan yang tumbuh dengan subur; dan kaya raya.Sebutan “Wana” terhadap penduduk asli dari Tanah Jawa khususnya dan Indonesia umumnya itu jelas sudah bukan berarti ejekan atau hinaan, karena maksud yang benar dari kata-kata tersebut tak lain dan tak bukan adalah : Orang dari negeri yang tanahnya subur atau kaya.Lebih jauh dari keterangan tersebut, bukan saja orang-orang Tionghoa dalam zaman itu tidak suka menghina golongan bangsa lain, bahkan sudah begitu hati-hati untuk menjaga agar supaya dalam kata-katanya tidak sampai menyinggung perasaannya golongan bangsa lain, yang mana terbukti dihapuskannya suara kata “Jao” yang diartikan kurang baik.Sementara bukti atas kebenaran bahwa penduduk asli dikepulauan ini disebut Juwana, adalah dengan adanya nama kota Juwana, suatu tempat di daerah Jawa Tengah terletak antara Pati – Rembang. Menurut penuturan dalam zamannya Dempoawang (Sam Poo Twa Lang) waktu ia sampai ditempat yang dimaksud diatas lalu menayakan kepada seorang penduduk asli nama tempat tersebut, tetapi oleh penduduk setempat menyangka tamu yang datang menayakan kebangsaanya (maklum belum bisa bahasa Melayu yang sekarang disebut bahasa Indonesia serta jarang ketemu orang Asing), maka dijawablah “Juwana”.Oleh karena itu maka tempat tadi selanjutnya disebut Juwana hingga saat ini menjadi perkampungan Nelayan yang sukses di Kabupaten Pati.
Asal Usul Kota Pati Jawa Tengah 
Legenda rakyat telah membentuk sejarah Kota Pati. Dahulu, Pulau Jawa sempat mengalami kekosongan pemerintah setelah runtuhnya Kerajaan Singosari. Kemudian, muncullah penguasa baru yang berasal dari wilayah Pantai Utara atau sekitar Gunung Muria sebelah timur yang mengangkat dirinya sendiri sebagai adipati yang menguasai sebuah kadipaten. Saat itu terdapat dua penguasa, yaitu Adhipati Yudhapati dan Kadipaten Paranggaruda yang wilayahnya meliputi Kabupaten Grobogan dan Puspa Andungjaya dari Kadipaten Carangsoka yang wilayahnya meliputi Pantai Utara hingga Kabupaten Rembang. Kedua adipati itu berniat menikahkan putra-putri mereka. Di tengah pesta pernikahan, Rara Rayungwulan, putri dari Puspa Andungjaya malah melarikan diri dengan dalang yang menghibur disana. Terjadilah kekacauan dan peperangan. Mereka yang berasal dari Paranggaruda mati dengan membela kehormatan. Patih Carangsoka, Raden Kembangjaya, yang berjasa kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan. Sementara, sang dalang malah dijadikan sebagai patihnya. Pemerintahan terus dilanjutkan di bawah kepemimpinan Kembangjaya. Setelah memperluas wilayah kekuasaan Kadipaten Pesantenan hingga ke selatan, ia wafat dan digantikan oleh anaknya, Raden Tambranegara yang kemudian memindahkan kadipaten ke barat dan mengganti namanya menjadi Kadipaten Pati. Raja Jayanegara dari Majapahit setiap tahunnya meminta upeti berupa bunga pada Adipati Raden Tambranegara agar kekuasaan kadipaten tersebut mendapat status dari Kerajaan Majapahit. Kisah ini terdapat dalam Kitab Babad Pati. Baca juga : Asal Usule Kutha Pati Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan. Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka. Sejarah Kabupaten Pati, Jawa Tengah - Kabupaten Pati, merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah kota Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara". Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan. Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka. Kota Pati terletak di daerah Pantura (Pantai Utara) dekat dengan laut utara pulau jawa. kota ini terdiri lebih dari 20 kecamatan, diantaranya adalah kecamatan Gabus, Tambakromo, Winong, dan lainnya. Kota Pati termasuk dalam eks karisidenan yang meliputi wilayah kudus, jepara, blora. kota ini masih berada di wilayah propinsi Jawa Tengah. kegiatan yang di lakukan masyarakat kota pati beragam, ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, pns, buruh, ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai paranormal, bahhkan untuk profesi tersebut sudah di akui oleh masyarakat indonesia, ataupun masyarakat dunia khususnya di asia. Situs-situs peninggalan masyarakat terdahulu masih menyimpan misteri untuk dapat di ungkapkan. hal ini terjadi karena dulunya wilayah pati merupakan daerah kerajan majapahit dan mataram. Sejarah kota Pati Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit, dan kemudian di ambil alih oleh mataram. Di kota Pati terdapat situs-situs peninggalan zaman kerajaan, diantaranya : Pintu Gerbang Majapahit konon gerbang ini terjatuh ketika akan di bawa ke wilayah jawa timur yang pada waktu itu menjadi pusat wilayah kerajaan majapahit. Genuk Kemiri Lokasi yang ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum dipindahkan ke Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga sekarang, semula berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon besar dan rumpun bambu. Bagian depan masuk lokasi tersebut terdapat pohon beringin tua. Kawasan itu mulai ditata dan diperindah, ketika masa Pemkab Pati dijabat Bupati Sunardji. Selain dipasang tembok pembatas keliling, bekas bangunan pendapa kabupaten juga dipindahkan ke lokasi tersebut, sehingga pada setiap peringatan HUT Pati yang tiap tahun jatuh pada 7 Agustus, pendapa berfungsi sebagai tempat malam tirakatan. Di belakang sisi utara pendapa terdapat cungkup mirip sebuah makam. Di dalam bangunan itulah terdapat sebuah genuk (tempayan) yang dikenal sebagai Genuk Kemiri yang kondisinya sudah tidak utuh lagi karena pecah. Di lokasi genuk itu, biasanya dijadikan tempat orang untuk ngalap berkah. Pada sisi belakang pendapa terdapat makam tua yang diyakini warga sebagai makam sesepuh Kemiri. Sejak dipindahkan bekas bangunan pendapa kabupaten, tempat tersebut bila malam tidak gulita karena diberi penerangan listrik. Selain itu, Balai Desa Serirejo juga sudah dipindahkan ke lokasi tersebut. Pariwisata Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati. Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat, diantaranya : Goa pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan TambakRomo. Dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan sekarang jumlah wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”). Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”. Sejarah Atau Legenda Berdirinya Kabupaten Pati Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten. Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana". Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal. Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik). Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya. Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ". Kadipaten Pesantenan Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat. Kabupaten Pati Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati. Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya. Pati Bagian dari Majapahit Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga. Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka. Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323. Hari Jadi Pati Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati. Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati". Julukan Lain Dari Kabupaten Pati Pati, Kota Seribu Paranormal - Tidak berlebihan jika Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjulukan kota seribu paranormal. Di Pati, sangat mudah menemukan paranormal, baik yang sudah tersohor seperti Boss Eddy atau Mbah Roso, maupun paranormal kelas kampung yang tersebar di hampir seluruh perkampungan. Di antara paranormal yang kondang, ada nama-nama seperti Boss Eddy, Mbak Har, Mbah Roso, Jeng Asih, Sukma Jati, Anisa Dewi, David Gombak, dan Dewi Sedap Malam. Klien mereka beragam, mulai dari kalangan selebritas, pejabat, politikus, tentara, polisi, pengusaha, pedagang, sampai mahasiswa. Menurut Boss Eddy, yang juga Ketua Paguyuban Paranormal Indonesia, menjamurnya paranormal di Pati tak lepas dari sejarah panjang supranatural di daerah ini. Sejak zaman Mataram Hindu, masyarakat Pati dikenal sebagai masyarakat yang gandrung ilmu kanuragan (kesaktian). Saat Kerajaan Mataram Hindu bermetamorfosis menjadi Mataram Islam dan mendirikan Kerajaan Demak Bintoro, konon masyarakat Pati, yang hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Demak, ikut berjuang. Secara geografis, Pati juga dikelilingi oleh makam-makam tokoh spiritual yang sangat kuat. Di sebelah barat ada Sunan Kalijaga di Demak, serta Sunan Kudus dan Sunan Muria di Kudus. Di sebelah selatan ada Syekh Jangkung dan Saridin yang kondang dengan kesaktiannya. Dari sisi utara ada makam KH Mutamakin. Di pegunungan Patiayam juga pernah berdiri padepokan yang dipimpin Senggoropati, paranormal kondang yang menjadi guru hampir semua paranormal saat ini. "Keberadaan makam-makam tersebut ikut mempengaruhi tradisi spiritual masyarakat Pati," ujar Boss Eddy ketika ditemui Tempo, Senin malam, 1 April 2013. Keberadaan makam-makam tersebut, lanjutnya, ikut memperkuat aura spiritual masyarakat Pati. Hal senada diakui Jeng Asih. Menurut perempuan bernama asli Asih Marlina ini, keberadaan setiap tokoh spiritual di Pati menjadi sumber kekuatan para paranormal yang ada sekarang. Sumber kekuatan itu sesuai dengan jasa layanan yang diberikan para paranormal yang meliputi pengasihan, penglarisan, kanuragan, dan kewibawaan. Dia menguraikan, pengasihan tak lepas dari keberadaan Ratu Kalinyamat dan Mbah Ratu. Sumber kekuatan kewibawaan adalah Makam Eyang Pragolo dan Eyang Mbuluh Cengol Sewu. Sedangkan tokoh Saridin dan Tondo Negoro sebagai sumber kekuatan kanuragan. "Masing-masing tokoh tersebut masih punya pengikut sampai sekarang," kata Jeng Asih.

Senin, 18 Februari 2019

HUJAN ASAM

Hujan Asam : Pengertian, Proses, Manfaat, dan Dampaknya                                                                                                                                                                                                                                       Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang ada di Bumi selain beragam fenomena alam yang menakjubkan lainnya di dunia. Sebagai salah satu fenomena alam yang ada di Bumi, hujan ini mempunyai banyak sekali jenis. Secara garis besar pembedaan jenis- jenis hujan ini didasarkan pada dua hal, yakni berdasarkan proses terjadinya dan berdasarkan bentuknya.

Jenis hujan apabila dilihat dari proses terjadinya maka dibagi menjadi hujan- hujan sebagai berikut:
Jenis hujan apabila dilihat dari proses terjadinya maka dibagi menjadi hujan- hujan sebagai berikut:
Sementara itu jenis hujan apabila dilihat dari bentuknya maka dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Hujan es
  • Hujan salju
  • Hujan asam
  • Hujan rintik- rintik, dll.
Itulah beberapa jenis hujan yang dapat kita ketahui bersama. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai satu jenis hujan yang telah disebutkan di atas. Jenis hujan yang akan kita bahas adalah Hujan Asam,

Pengertian Hujan Asam

Sebelum kita membicarakan lebih lanjut mengenai hujan asam, perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian hujan asam ini. Dari pengertian kemudian kita akan membahas lebih lanjut mengenai yang lainnya. Hujan asam sebagai salah satu jenis hujan apabila dilihat dari bentuknya. Hujan asam mempunyai pengertian sebagai segala bentuk hujan yang memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6. Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia memiliki pH normal sekitar 6. Dan hujan asam ini mempunyai kandungan pH di bawah kadar normal tersebut. Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Karakteristik Hujan Asam
Seperti jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik khusus yang akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan yang lainnya. Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya dapat kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai berikut:
  • Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
  • Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
  • Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
  • Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
  • Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
  • Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan karaktersitik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut dan juga dampak yang mugkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.
Penyebab Terjadinya Hujan Asam
Setelah kita mengetahui karakteristik dari hujan asam, selanjutnya kita akan meneruskan tahap perkenalan pada hujan asam ini, yakni membahas mengenai penyebab terjadinya hujan asam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hujan secara umum disebabkan karena banyak hal. Dan hujan asam ini juga terjadinya disebabkan oleh beberapa hal atau beberapa sebab. Sebab- sebab yang mendatangkan terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
  • Karbondioksida atau CO₂ dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau H₂O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah.
  • Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.
Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi (baca: penyebab gunung berapi meletus), kebakaran hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.
Selain fenomena alam maupun beragam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tenang apa saja gas- gas yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:
  1. Karbondioksida atau CO₂. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini antara lain adalah pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor (baca: penyebab polusi udara), dan lain sebagainya.
  2. Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbondioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut: pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya
  3. Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar matahari.
  4. Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran atau pemanasan belerang.
  5. Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Itulah beberapa gas yang terlibat dalam pembuatan atau terjadinya hujan asam. Ujan asam ini terjadi setelah beberapa gas tersebut akan menghasilkan hujan asam ketika sudah bertemu antara uap air, sebagai contoh karbondioksida dan karbondioksida dengan uap air, serta  hidrogen sulfida dan sulfur dioksida dengan uap air.

Proses Terjadinya Hujan Asam

Seperti halnya hujan pada umumnya yang terbentuk karena melalui beberapa tahapan atau proses terjadinya hujan, hujan asam pun juga demikian. Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:
hujan asam
  1. Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
  2. Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
  3. Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.
  4. Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
  5. Kemudian kandungan syang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
  6. Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan sebgai hujan asam
Itulah kronologi atau tahapan proses terjadinya hujan asam. Tahapan- tahapan yang telah disebutkan di atas disajikan secara urut sehingga membentuk suatu kronologi. Untuk mengetaui lebih jelas dan lebih mendetail mengenai proses terjadinya hujan asam, disamping adalah visualisasi dari proses trejadinya hujan asam ini. Dalam gambar tersebut tampak asap yang diphasilkan sisa pembakan pabrik yang keluar dari cerobong asap menuju ke arah atas udara. Kemudian bercampur dengan uap air, yang pada akhirnya menghasikan hujan. Hujan ini turun di tempat yang jauh dari sumbernya karena telah terbawa oleh angin.
Sifat Hujan Asam
Setelah kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan mengetahui fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan asam, yakni sebagai berikut:
  1. Hujan asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat ketika terjadi revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak menimbulkan atau memicu terjadinya hujan asam adalah indistri yang melakukan pembakaran atau yang mempunyai cerobong asam dan menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap sisa pembakaran.
  2. Penggunaan cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di permukaan Bumi (khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong asap ini justru akan menambah kontribusi pada penyebaran hujam asam sendiri.
  3. Hujan asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber atau penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling banyak mengalami hujan asam adaah di daerah gunung atau pegunungan. Hal ini karena daerah pegunungan mempunyai curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah atau kawasan yang ada di sekitarnya.
  4. Pengaruh dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau beberapa hal, antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di danau. Selain itu, efek yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
  5. Dari hujan asam pula kita juga dapat menemui beragam nutrisi akan hilang. Hal ini akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara dingin dan juga tidak tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur
  6. Hujan asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi lambat. Dan manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena adanya hujan asam ini.
Itulah beberapa informasi mengenai hujan asam ini. Informasi yang telah disebutkan di atas menjadi bagian dari sifat yang dimiliki oleh hujan asam ini.

Manfaat Hujan Asam

Sebagai salah satu jenis fenomena alam, hujan sangat dikenal sebagai fenomena alam yang mempunyai banyak sekali manfaat bagi alam dan juga makhluk hidup yang ada di dalamnya. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti halnya hujan pada umumnya, hujan asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi positif ini adalah sisi kemanfaatan dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar atau alam semesta raya. Meskipun sebenarnya hujan asam lebih identik dengan sesuatu hal yang negatif, namun keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa sedikit manfatat. Satu- satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak orang adalah hujan asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat di butuhkan oleh binatang dan juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam yang tinggi inilah yang mampu melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah). Sementara hanya inilah manfaat dari hujan asam yang mampu dipecahkan. Selain manfaat tersebut, masih ada manfaat lain yang akan kita peroleh dari turunnya hujan asam ini.

Cerita Dongeng Hewan Nenek Tupai Yang Sakit Di sebuah hutan, tinggallah Nenek Tupai yang sangat di sayangi oleh seluruh penghuni hutan. ...